Semarang – Tekad kuat untuk meraih pendidikan tinggi kembali ditunjukkan oleh Zaskia Tita Putriana, seorang penyandang disabilitas yang kini resmi diterima di Universitas Ivet Semarang melalui jalur Beasiswa KIP. Gadis kelahiran 16 Januari 2006 ini membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk menjemput cita-cita. Sejak kecil, Zaskia telah terdeteksi mengalami kelainan tulang yang membuatnya tumbuh berbeda dengan anak-anak lain. Kondisi ini sempat menjadi pukulan berat bagi kedua orangtuanya, Much. Taromin dan Siti Rofiah. Sang ayah hanya bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Namun, keterbatasan ekonomi maupun kondisi fisik tidak menyurutkan tekad mereka untuk terus mendukung pendidikan anak-anaknya. Bahkan, kakak Zaskia juga berhasil memperoleh Beasiswa KIP di salah satu kampus negeri di Semarang.

Perjalanan Zaskia tidak selalu mudah. Ia kerap menghadapi bullying dan perlakuan berbeda dari lingkungannya. Meski begitu, semangatnya untuk terus belajar tidak pernah padam. Lulusan SLB Negeri Semarang ini menuturkan bahwa dirinya ingin membuktikan bahwa siswa lulusan sekolah luar biasa pun mampu bersaing dan berprestasi di perguruan tinggi. “Meskipun saya lulusan SLB, saya ingin bersemangat seperti yang lain. Kita semua bisa kalau mau berusaha,” ungkap Zaskia dengan penuh optimisme. Selain tekun dalam belajar, Zaskia juga memiliki bakat di bidang olah vokal. Suaranya yang merdu menjadi kelebihan tersendiri yang kerap mengantarkannya tampil di berbagai kesempatan.

Keberhasilan Zaskia diterima di Universitas Ivet Semarang menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam memberikan kesempatan yang sama bagi para penyandang disabilitas untuk mengenyam pendidikan tinggi. Dengan prodi impiannya, Zaskia bercita-cita kelak dapat menjadi pendamping bagi anak-anak yang kurang mampu dan membutuhkan. “Saya ingin mengangkat derajat orangtua saya dan bermanfaat bagi sesama,” ujarnya. Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada Universitas Ivet dan Rektor yang telah membuka jalan baginya. Kisah Zaskia menjadi inspirasi dan harapan baru bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar wacana, melainkan nyata diwujudkan di Universitas Ivet Semarang. (red_tebay)

Lampiran
Post Tags:
Share this post on: