Universitas Ivet Semarang Gelar Aksi Tanam 100 Bibit Mangrove di Pantai Tirang dan Kegiatan Aquaponik
Semarang, 23–24 Agustus 2025 – Universitas Ivet Semarang menggelar serangkaian kegiatan peduli lingkungan yang bertujuan menumbuhkan kesadaran mahasiswa terhadap keberlanjutan ekosistem dan ketahanan pangan. Dua agenda utama yang dilaksanakan yaitu aksi tanam 100 bibit mangrove di Pantai Tirang, Semarang pada 23 Agustus 2025, serta praktik sistem aquaponik di lingkungan kampus pada 24 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan inisiatif sivitas akademika Universitas Ivet Semarang sebagai wujud komitmen menuju Green Campus sekaligus implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Aksi Tanam Mangrove: Menjaga Pesisir, Melestarikan Ekosistem
Pada 23 Agustus 2025, puluhan mahasiswa bersama dosen pembimbing dan perwakilan kampus turun langsung ke Pantai Tirang untuk menanam 100 bibit mangrove. Kawasan ini dipilih karena rawan abrasi dan membutuhkan perhatian serius dalam pelestarian.
Rektor Universitas Ivet Semarang menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme mahasiswa. “Aksi ini bukan hanya simbolis, melainkan bentuk nyata kontribusi kita terhadap kelestarian lingkungan. Mahasiswa harus belajar sejak dini bahwa menjaga alam berarti menjaga masa depan kita bersama,” ujarnya.
Selain penanaman, mahasiswa juga memperoleh edukasi tentang ekosistem mangrove, manfaat ekologis, serta perannya dalam mitigasi perubahan iklim.
Seorang mahasiswa peserta menuturkan kesannya, “Ini pengalaman berharga. Kami tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi langsung melihat kondisi Pantai Tirang yang butuh perhatian. Semoga bibit mangrove yang kami tanam bisa tumbuh subur dan bermanfaat bagi masyarakat pesisir.”
Aquaponik: Solusi Ramah Lingkungan untuk Ketahanan Pangan
Rangkaian kegiatan berlanjut pada 24 Agustus 2025 di lingkungan kampus dengan praktik sistem aquaponik, metode yang menggabungkan budidaya ikan (akuakultur) dengan penanaman sayuran (hidroponik) dalam satu ekosistem terpadu.
Kegiatan dipandu oleh dosen dan praktisi pertanian modern yang memberikan wawasan mendalam tentang potensi aquaponik sebagai solusi pertanian urban. “Di tengah keterbatasan lahan perkotaan, aquaponik bisa menjadi solusi nyata. Dengan sistem ini, masyarakat dapat menghasilkan ikan dan sayuran sekaligus secara sehat dan ramah lingkungan,” jelas salah satu pemateri.
Mahasiswa tampak antusias mengikuti praktik penyusunan instalasi sederhana, penanaman bibit sayuran, hingga perawatan sistem. “Awalnya saya kira sulit, ternyata mudah dan menyenangkan. Apalagi hasilnya bisa langsung dikonsumsi,” ungkap salah seorang peserta
Sinergi Pendidikan, Lingkungan, dan Pemberdayaan Mahasiswa
Melalui dua kegiatan ini, Universitas Ivet Semarang menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga menyentuh aspek sosial, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan tanam mangrove dan praktik aquaponik menjadi bukti nyata kepedulian kampus terhadap pelestarian ekosistem pesisir serta pengembangan teknologi pertanian modern. Universitas Ivet Semarang berkomitmen mencetak generasi muda yang peduli lingkungan, inovatif, dan siap memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan.
